"Aaaaaaaaaaa .... "
Aku dan suami terkejut mendengar lengkingan seorang wanita. Spontan kami keluar rumah. Nampak seorang gadis tinggi kurus berlari sambil berteriak keras. Di belakangnya, seorang pria setengah baya tampak kelelahan mengejarnya.
"Tunggu Ayah Lila ... berhenti!" seru pria itu dengan napas ngos-ngosan.
Tak berapa lama, banyak warga yang keluar rumah dan membantu bapak tersebut mengejar anaknya yang sudah agak jauh berlari. Bang Herman, suamiku pun turut membantu.
Alhamdulillah terkejar. Butuh beberapa orang untuk membawanya pulang, karena dia meronta-ronta dan terus berteriak.
"Lepaskan aku... Aku mau pergi ... Aku tak mau dikurung... " teriaknya.
Sesampai di rumahnya, yang kebetulan hanya berjarak 5 rumah dari kediaman mertuaku, gadis berkulit kuning langsat itu langsung dimasukkan ke kamarnya. Seorang wanita berumur 40 tahunan, dengan air mata berderai ikut masuk. Terdengar suara pintu dikunci dari dalam. Sebentar kemudian, suara teriakan itu berhenti. Berganti dengan suara tangisan keduanya yang terdengar memilukan.
Warga pun bubar, kembali ke rumah masing-masing. Termasuk aku dan suami.
Sepanjang jalan menuju rumah tak kuasa aku menahan ke'kepo'an.
"Kenapa dia, Bang?"
Aku memang belum terlalu mengenal warga di sini. Semenjak menikah, kami mengontrak rumah di kota, dekat tempat suami bekerja. Hari ini kebetulan jadual kami mengunjungi mertua.
"Depresi" jawab suami singkat.
"Kok bisa?"
"Ya, bisa"
"Ish ... Abang nih"
"Biasalah, Siti Nurbaya masa kini" ucap Bang Herman, enggan menjelaskan lebih lanjut.
Setiba di rumah, dengan sedikit paksaan, akhirnya Bang Herman mau bercerita.
Gadis itu bernama Lila. Merupakan anak semata wayang dari dari Pak Rudi, orang paling kaya di kampung suami. Dari kecil Lila selalu dimanja. Apa pun kemauannya selalu dituruti. Tapi semenjak remaja, pergaulannya mulai dibatasi. Entah kenapa. Mungkin orang tuanya takut Lila salah pergaulan dan hanya dimanfaatkan oleh teman-temannya.
Dua tahun lalu, diam-diam Lila menjalin hubungan dengan seorang pemuda, teman kuliahnya. Backstreet. Tapi naas, hubungan itu diketahui oleh ayahnya. Mereka dipaksa untuk berpisah. Lila diminta keluar dari kampus, sementara pemuda itu entah nasibnya bagaimana.
Peristiwa itu membuat Pak Rudi semakin protektif terhadap putrinya. Lila tidak diijinkan keluar rumah kecuali bersama ayah atau ibunya. Hal itu yang membuatnya tertekan dan akhirnya depresi.
"Begitu ceritanya, Nyonya Kepo"
"Kasian ya" ucapku terenyuh.
"Iya ... kasian sekali."
"Lha terus, kenapa tidak dikawinkan saja mereka, Bang?"
"Meneketehe"
"Hmm ... gimana kalau Abang saja yang mencoba melamar Lila, Dek? Siapa tau sembuh depresinya"
"Abaaaaaaaaaaanggg ... "
Bang Herman berlari ke belakang sambil terbahak. Baguslah. Sebelum istrinya yang cantik jelita ini berubah menjadi Sailormoon. Dengan kekuatan sandal terbang akan menghukummu. (Maaf ... bercanda, Pemirsa).
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar