"Mama di rumah saja nggak usah kerja..," rengek anakku yang saat ini berusia 3 tahun.
"Mama cuma sebentar kerjanya La, nanti kalau gajian mama beliin boneka deh..," bujukku. Dengan muka lesu dia melepaskan tanganku.
Rengekan putri kecilku hampir-hampir jadi rutinitas pagi sebelum kerja. Sedih. Tak jarang air mata ini mengalir sepanjang jalan menuju ke kantor.
Ah.. Lila, andai kamu mengerti, Mama pun sebenernya ingin sekali sepanjang hari menemanimu bermain. Tapi apa daya.
Aku single parent.Semenjak suami meninggal 2 tahun yang lalu aku kembali ke rumah orang tua. Nggak enak menumpang di rumah mertua sementara suami sudah nggak ada. Ayahku adalah seorang pensiunan guru SD. Uang pensiun hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Sementara dua adikku masih sekolah dan membutuhkan biaya yang nggak sedikit. Untuk tambahan biaya hidup beliau mengolah sepetak sawah yang hasilnya juga nggak seberapa. Melihat bapakku yang harusnya bersantai menikmati masa pensiunnya harus pontang-panting cari uang, aku nggak mungkin cuma berpangku tangan.
Setelah melamar kesana kemari alhamdulillah aku diterima disebuah sekolah swasta sebagai tenaga administrasi. Jam kerjanya cukup singkat sebenarnya. Sama dengan jam sekolah. Tapi bagi Lila mungkin itu terasa lama.
"Kenapa sih Mama harus kerja? Di rumah saja nemenin Lila, Ma," ucapnya suatu kali.
"Kan ada nenek, ada kakek yang nemenin Lila.Mama kerjanya juga cuma sebentar. Sore sudah pulang, bisa nemenin Lila lagi deh," jawabku singkat. Menjelaskan detailnya tentu hanya akan membuatnya bingung. Belum mengerti.
"Ma, nanti kalau Lila sudah besar Mama nggak usah kerja, biar Lila saja yang kerja... Lila mau cari uang yang banyak buat Mama," ucap polosnya.
Aku hanya bisa memeluknya sambil sekuat mungkin menahan air mata biar nggak jatuh. Terharu dan sedih. Andai ayahnya masih ada, aku nggak perlu bekerja, dan nggak perlu merasa sesesak ini. Hmm..Nggak boleh berandai-andai. Apapun yang digariskan-Nya untuk kami, pasti itu yang terbaik.
#hanya_fiksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar