'Ayik duluan ...'
'Abi duluan, Ayik ... Sudah adzan, nanti Abi telat ke masjid'
'Nggak mau ... pokoknya Ayik duluan'
Aku mendengar suara ribut-ribut dari kamar mandi. Ah ... pasti dua bocah beda generasi itu bertengkar lagi. Heran sama mereka, ada saja yang diributin. Yang besar, sukanya ngerjain apa-apa tepat pada waktunya,
Mau tak mau, mamanya harus turun tangan. Kalau tidak, pasti bakalan ada yang nangis, dan satunya tidak jadi ke masjid.
"Yik, Ayik ... eh, itu sapinya mbah kenapa, ya? Kok kepalanya lengket?" ucapku sedikit berteriak.
Sengaja aku memancing rasa penasaran bocah kecil itu. Memancing rasa ingin tahunya kurasa lebih ampuh saat ini daripada menyuruhnya untuk keluar.
Sejurus kemudian keluarlah dia dari kamar mandi. Cepat-cepat abinya menutup pintu.
Berhasil.
"Kenapa, Ma? Sapinya kenapa?" ucapnya 'kepo'.
"Kepalanya sapi lengket" Kujawab dengan suara agak didramatisir, biar terasa suasana tegangnya.
"Lengket di mana,Ma?"
"Di lehernya ... coba itu lihat" Aku masih sok serius.
"Ayik mau lihat ... Ayik mau lihat!"
Bocah 4 tahun itu terlihat antusias, belum mengerti kalau sedang dikerjain mamanya.
Dengan menahan gelak, aku pun mengajaknya mendekat ke arah kandang, melihat sapi yang lehernya lengket di kepala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar